Jika ditanyakan mengenai definisi dari jazz, maka dapat dipastikan tidak
ada satu definisi yang dapat mengartikan jazz secara detail. Jazz bisa
dikenali tetapi tidak dapat dijelaskan dengan kata-kata. Tidak ada
sumber linguistic yang meyakinkan untuk mendefinisikan kata “jazz”.
Jazz disebut sebagai musik Afro Amerika, berasal dari dan untuk orang
kulit hitam ;musik improvisasi; musik yang karakternya dibentuk oleh
Feel Ritmik yang disebut swing; dan musik yang dipengaruhi oleh blues.
Seringkali kita mendengar bahwa seorang musisi tidak dihargai sebagai
musisi jazz karena tidak memiliki ‘swing feel’. Tokoh-tokoh sentral jazz
seperti John Coltraine dan Duke Ellington bahkan bertanya-tanya akan
pentingnya swing itu. Seperti kita ketahui bahwa seiring perjalanan
musik jazz, ritmik lain seperti rock, funk, bahkan latin berpengaruh
luar biasa. Triplet swing feel sudah tidak menjadi liturgy dalam
memainkan jazz. Musisi-musisi seperti Four Play, Casiopea, Chick Corea
Electrick band, David Benoit, bahkan Miles Davis, tidak lagi mendasarkan
komposisinya pada swing feel.
Banyak musisi jazz Indonesia yang yakin apabila ingin memainkan jazz dengan benar, maka mainkanlah jazz standard dengan ritmik yang nge-swing. Funk, rock atau yang lain dianggap tidak cocok dengan jazz, karena lebih mewakili lagu-lagu populer. Di sini yang sering dilupakan oleh banyak pengemar jazz adalah, pada era kebesaran swing jazz dan cool jazz (mainstream), lagu-lagu jazz menjadi sangat populer. Contoh; Unforgetable, When I fall in love, LOVE, Autumn Leaves, Blue Moon, Fly Me To The Moon, atau All The Things You Are yang kerap sekali dimainkan di resto-resto, cafe2, ball room untuk dansa, pernikahan, dan merupakan lagu-lagu rekaman yang mancapai rating tertinggi di tangga lagu populer pada masa itu.
Menyikapinya: Lebih bijak bila kita tidak mengedepankan swing sebagai jati diri jazz, karena banyak pengaruh seiring perkembangannya. Jazz sekali lagi dapat dirasakan dari akord-akord dan melodi yang sering menghiasi komposisi-komposinya. Ada lagi istilah jazzy yang dapat diartikan sebagai ‘Bersifat nge-jazz’ yang merupakan lagu-lagu populer dengan hiasan akord-akord yang seringkali dipakai di lagu-lagu jazz.
Banyak musisi jazz Indonesia yang yakin apabila ingin memainkan jazz dengan benar, maka mainkanlah jazz standard dengan ritmik yang nge-swing. Funk, rock atau yang lain dianggap tidak cocok dengan jazz, karena lebih mewakili lagu-lagu populer. Di sini yang sering dilupakan oleh banyak pengemar jazz adalah, pada era kebesaran swing jazz dan cool jazz (mainstream), lagu-lagu jazz menjadi sangat populer. Contoh; Unforgetable, When I fall in love, LOVE, Autumn Leaves, Blue Moon, Fly Me To The Moon, atau All The Things You Are yang kerap sekali dimainkan di resto-resto, cafe2, ball room untuk dansa, pernikahan, dan merupakan lagu-lagu rekaman yang mancapai rating tertinggi di tangga lagu populer pada masa itu.
Menyikapinya: Lebih bijak bila kita tidak mengedepankan swing sebagai jati diri jazz, karena banyak pengaruh seiring perkembangannya. Jazz sekali lagi dapat dirasakan dari akord-akord dan melodi yang sering menghiasi komposisi-komposinya. Ada lagi istilah jazzy yang dapat diartikan sebagai ‘Bersifat nge-jazz’ yang merupakan lagu-lagu populer dengan hiasan akord-akord yang seringkali dipakai di lagu-lagu jazz.